Laskar89 adalah kelompok ekstremis kontroversial yang berbasis di Indonesia dan terkenal karena keyakinan radikal dan tindakan kekerasannya. Kelompok yang juga dikenal dengan nama Front Pembela Islam (FPI) ini telah terlibat dalam berbagai konflik dan bentrokan dengan pihak berwenang di Indonesia selama bertahun-tahun.

Laskar89 didirikan pada tahun 1998 oleh Habib Rizieq Shihab, seorang ulama penghasut yang dituduh menghasut kekerasan dan menyebarkan ujaran kebencian. Misi kelompok ini adalah untuk membela Islam dan memajukan hukum Islam di Indonesia, namun metode yang digunakan sering dikritik karena menggunakan kekerasan dan tidak toleran.

Salah satu insiden paling terkenal yang melibatkan Laskar89 terjadi pada tahun 2016, ketika kelompok tersebut memimpin protes terhadap Gubernur Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama, yang juga dikenal sebagai Ahok, yang merupakan seorang Kristen keturunan Tionghoa. Protes berubah menjadi kekerasan, dengan bentrokan antara anggota Laskar89 dan polisi yang mengakibatkan cedera dan kerusakan properti.

Pada tahun 2020, Habib Rizieq Shihab kembali ke Indonesia setelah beberapa tahun mengasingkan diri di Arab Saudi. Kepulangannya memicu protes luas dan bentrokan dengan pihak berwenang, ketika anggota Laskar89 menuntut pembebasannya dari tahanan dan diakhirinya apa yang mereka anggap sebagai penganiayaan pemerintah.

Pemerintah Indonesia telah mengambil sikap garis keras terhadap Laskar89, melarang kelompok tersebut dan mencapnya sebagai organisasi teroris. Pihak berwenang telah menindak aktivitasnya, menangkap anggotanya dan menyita asetnya. Terlepas dari tindakan tersebut, Laskar89 terus beroperasi secara bawah tanah, dengan pendukung setia yang bersedia menjalankan agenda radikalnya.

Kritik terhadap Laskar89 berpendapat bahwa keyakinan ekstremis dan taktik kekerasan yang dilakukan kelompok tersebut merupakan ancaman terhadap masyarakat majemuk dan nilai-nilai demokrasi di Indonesia. Mereka menuduh kelompok tersebut mempromosikan intoleransi dan menghasut kebencian terhadap kelompok minoritas, termasuk Kristen, Hindu, dan anggota komunitas LGBT.

Namun, para pendukung Laskar89 membela kelompok tersebut sebagai kekuatan yang diperlukan untuk melindungi Islam di Indonesia dan melawan ketidakadilan yang dirasakan. Mereka memandang kelompok tersebut sebagai simbol perlawanan terhadap apa yang mereka lihat sebagai sekularisasi dan Westernisasi masyarakat Indonesia.

Kesimpulannya, Laskar89 masih menjadi kelompok yang memecah belah dan kontroversial di Indonesia, dengan keyakinan radikal dan tindakan kekerasan yang terus memicu ketegangan dan konflik. Kegiatan kelompok ini diawasi secara ketat oleh pihak berwenang, namun pengaruh dan jangkauannya dalam masyarakat Indonesia tidak dapat dianggap remeh. Ketika Indonesia bergulat dengan meningkatnya ekstremisme dan intoleransi, masa depan Laskar89 dan dampaknya terhadap negara masih belum jelas.